Alhamdulillah, sampai sekarang saya masih dipelihara oleh Allah swt, sehingga saya masih sempat merasakan semua yang telah Dia berikan kepada seluruh makhluk-Nya, terlebih kepada manusia.
Beberapa hari yang lalu, saya telah menuntaskan bacaan saya berupa novel karya Habiburrahman El-Shirazy yang juga dikenal—bahkan lebih familiar—dengan nama Kang Abik. Judul novel beliau yang saya tuntaskan kali ini adalah Ketika Cinta Bertasbih jilid 1 dan 2. Sebelumnya, saya telah membaca dua novel beliau yang berjudul Ayat-Ayat Cinta dan Pudarnya Pesona Cleopatra. Jujur saja, ketika saya membaca novel-novel tulisan Kang Abik, saya selalu mendapatkan hembusan angin segar yang menyapa kegersangan batin saya, terutama siraman spiritualitas yang berintensitas tinggi. Karena fenomena seperti inilah, makanya saya semakin “jatuh cinta” aja pada Kang Abik. Saya juga sangat bersyukur karena beliau telah meramaikan jagat penulisan novel dengan memilih untuk menulis novel-novel pembangun jiwa, sebab, sekarang sudah bukan zamannya novel-novel yang memancing AIR MANI keluar, akan tetapi genre novel yang lagi booming sekarang adalah novel-novel yang menyebabkan keluarnya AIR MATA, yang membuat kita menangis haru, sedih dan kadang-kadang menangis karena bangga. Novel-novel yang mengajak kita untuk melafadzkan kalimat سبحان الله والحمد لله ولاإله الاّالله والله اكبر . Saya berdo’a kepada Allah swt agar hal seperi ini semakin hari semakin berkembang dan insya Allah semakin mendapatkan tempat di hati masyarakat Indonesia, seluruhnya.
Saya juga kagum kepada Andrea Hirata yang menulis novel tetralogi, yang berjudul Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor dan Maryamah Karpov. Novel-novel beliau lebih cenderung kepada pendidikan dan motivasi untuk berpendidikan lebih tinggi. Saya juga sangat senang membaca novel-novel beliau.
Awalnya, ketika saya telah membaca novel Kang Abik yang berjudul Ayat-Ayat Cinta, kira-kira akhir Desember 2006 silam, keinginan saya untuk membaca novel selain tulisan Kang Abik tidak tumbuh sama sekali. Pada waktu itu, saya hanya mau membaca novel kalau penulisnya adalah Kang Abik. Namun, setelah saya melakukan perenungan yang cukup lama kemudian melihat tipologi saya yang tidak puas dengan hasil “hari ini”, maka saya memutuskan untuk menambah wawasan “ke-novel-an” saya dengan melahap novel-novel tulisan pengarang lain. Karena hasil kontemplasi itulah, akhirnya saya jatuh cinta juga kepada Andrea Hirata, putra daerah asli Belitong. Beginilah ceritanya, bagaimana saya bisa sangat senang membaca novel-novel karya dua orang penulis brilian ini.
Saya membayangkan, kalau sekiranya novel-novel Kang Abik yang banyak bermuatan aspek Religiusitas dan novel Andrea Hirata yang cenderung kepada Pendidikan dikombinasikan untuk menuntaskan permasalahan bangsa, insya Allah akan sedikit bisa membantu. Saya tidak mengatakan bahwa cukup hanya dengan membaca novel-novel karangan dua penulis di atas, akan tetapi bagaimana agar tiap pembaca mampu menangkap pesan-pesan yang eksplisit maupun implisit tertuang di dalam novel-novel Kang Abik dan Andrea Hirata, untuk kemudian diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Yang dibutuhkan adalah IMPLEMENTASI, APLIKASI, MANIFESTASI KONKRET DAN KESINAMBUNGAN. Wallahu a’lam bisshawab []
Sekian untuk hari ini, Wassalamu ‘alaikum Wr. Wb.
Ihsan Mz
Published:
2009-11-08T14:45:00-08:00
Title:Potongan Diaryku_30 Juli 2008 M
Rating:
5 On
22 reviews